Satu Cinta Nicky
“Tuh
kan, shob, si Nicky itu dari dulu emang udah cantik luar dalem”
K
|
uliah
sore membuat mata jadi ngantuk berat. Karena gak tahan, Nicky berusaha untuk
mencari penghiburan bersama teman-teman satu kampusnya lewat beberapa perdebatan.
Kalau gak ngomongin tentang beda pandangan manusia sebagai mahkluk sosial,
pasti ngomongin tentang bahan materi yang belum dimengerti. Kegiatan ini rutin
dijalankan Nicky untuk melupakan sebagian masalah yang dipikulnya selama
menjalani tugas sebagai mahasiswi. Teman-teman bergaulnya pun bukan dari
kalangan sembarangan. Mulai dari ketua BEM, ketua UKM hingga
mahasiswa-mahasiswa disiplin yang punya nilai IP tinggi udah gak memberikan
jarak yang berarti lagi dengannya. Nicky suka main sama cowok, karena mungkin
cowok lebih nyambung diajak berdebat daripada cewek yang everytime harus selalu ngomongin topik monoton tentang cowok dan
cinta. Nicky bosen, dia gak suka membicarakan apapun tentang kaum adam kecuali
ngomongin tentang seorang cowok bernama Rama. Sudah lima bulan tokoh dihati
Nicky itu bersemayam diantara bibir kecilnya. Kadang teman-teman dekatnya
seperti Pasha, Dira, Kamal, Agus, Edwin dan yang lain-lainnya suka geregetan
liat cewek setengah cowok itu nolak cowok yang bahkan lebih mencintai Nicky
dari Rama mencintai Nicky. Hah, boro-boro mencintai, orang Rama nganggep Nicky
ada aja enggak. Selama ini Rama cuek. Cueknya semenjak Nicky tahu kalau Rama
sebenarnya udah punya tunangan, tapi akhirnya putus karena tunangannya itu gak
bisa ngertiin kesibukan Rama sebagai asisten dosen. Kira-kira satu bulan yang
lalu Nicky menanyakan tentang hal ini pada Rama. Rama sebentar sedih, dan
setelah itu sikapnya berubah seratus delapan puluh derajad pada Nicky. Sedihnya,
Nicky ternyata sadar kalau rasa sukanya pada Rama sudah berubah jadi cinta.
“Elo harusnya bilang dong sama Kak
Rama kalau loe suka sama dia” Dira membuka percakapan mereka ketika jam makan
siang terselenggara di kantin.
“Jangan ah, gak setuju gue. Lagian
Rama juga sih pakai ngasi harepan ke Nicky. Dulu kalian berdua hampir pacaran
kan, Nick, udah manggil sayang-sayangan segala. Terus sekarang waktu loe udah
bener-bener sayang sama dia, dia malah ngejauhin loe gitu. Sekarang apa gak
gede tuh kepalanya si Rama kalau elo bilang bahwa elo suka sama dia. No way!” Pasha menimpali sembari tetap
menginjak keyboard di laptopnya.
“That’s
right! Gue pikir omongan Pasha ada benernya juga. Gue yakin atas nama gue,
Agus Dirgantara, jodoh gak bakalan kemana, nick. Biar gak loe cari, dia pasti
bakalan dateng buat loe. Nah cuman masalahnya sekarang, elo bisa gak buka hati
buat cowok lain?”
Nicky menggeleng.
“Haillah,”
seru penonton kecewa, “Emang susah ngomong sama cewek kepala batu kayak loe. Ya
udah deh, sekarang elo serahin semua sama kata hati paling terdalam loe. Kalau
loe emang harus nunggu Rama, loe tungguin deh tu sampai beberapa tahun
kemudian”
“Hish, jahat banget sih loe, Sya”
“Dah, gak usah ngomongin Rama lagi
Rama lagi deh. Sekarang pikirin gimana caranya kita dapetin tema tentang
majalah kampus kita bulan ini”
Sejenak pembicaraan beralih menuju
topik yang lebih bermanfaat.
“Kakak gue kan alumni sini, dan dia
minggu depan bakalan ngadain reuni akbar sambil pamerin rancangan gaun terbaru
yang dia bikin. Gimana kalau kita ngeliput tentang kesuksesan alumni aja. Siapa
tahu bisa jadi bahan inspirasi dan penyemangat kita buat hari kedepan”
“Sadappp! Bagus tuh ide loe, Nick.
Jadi buat minggu depan, gue pilih Nicky jadi photographer aja ya, terus gue sama Dira yang ngeliput”
“Siiippp!”
Pembicaraan usai menciptakan kata
sepakat. Tapi gak bisa dipungkiri juga kalau Nicky masih enggan menepikan
pembicaraannya tentang Rama saat itu. Baginya Rama adalah suatu tema yang
menarik, dan mudahan minggu depan Rama juga datang pada acara reuni akbar
dirumahnya. Biar Rama yang jadi model cover
depannya. He, maunya.
***
Hari H, yang dateng rame banget,
Cita-cita menjadi seorang photographer memang nyata diaplikasikan
oleh Nicky saat ini. Dia rajin jeprat-jepret seluruh sudut ruang yang bagus
untuk dijadikan angle tepat. Kakak
Nicky alias Risma juga sangat pas untuk dijadikan model liputan. Secara Risma
itu udah cantik, anggun dari dulu. Enggak kayak Nicky yang tomboy. Tapi ya
ampun percaya gak percaya, Nicky malam ini dandanannya cantik banget. Dia pakai
gaun berwarna biru dengan make-up
tipis yang membalut wajahnya. Dia putri bintang diantara ribuan bintang.
Cantik, bercahaya lewat inner beauty-nya.
Owh, good looking star.
“Joe, loe liat ini Nicky?” kata
Pasha gemeteran.
Nicky hanya mampu tersenyum tipis,
“Kemana aja kalian jam segini baru dateng? Gue udah dapet puluhan photo, kalian baru nongol”
“Tuh kan, shob, si Nicky itu dari
dulu emang udah cantik luar dalem”
“Alangkah bodohnya si Rama sudah
menelantarkan Dewi Sita secantik elo, Nick”
“Akh, lebay loe semua. Kerja sesuai
tempat masing-masing ajah sana!”
“Gue lupa bawa TOR, Nick”
“Gue juga lupa bawa handycam. Gimana kalau gue sama elo
dansa aja malam ini. Soal liputan, akh masalah gampang”
“Eh gak bisa dong, Dir. Gue duluan
yang mau ngajak Nicky dansa”
“Ya tapi gue duluan yang ngomong”
“Gue duluan”
“Gue”
“Pokoknya gue”
“Akh, ya udah deh, kita tanya Nicky
aja. Jadi, Nick, elo mau dansa sama siapa?”
Perdebatan panjang yang menghasilkan
kekecewaan. Pertanyaan Pasha dan Dira gak digubris saking khusuknya Nicky
mandangin seorang cowok yang bertittle
‘PUJAAN HATI’ Nicky. Siapa lagi orangnya kalau bukan Rama. Tapi setengah mati
Nicky harus memendam rasa sedihnya saat itu karena Rama ternyata dengan kasih
sayang busuknya sudah berani menggandeng seorang cewek yang lebih segalanya
ketimbang Nicky. Lebih cantik, lebih putih, berbadan seksi, dan itu membuat
Nicky pasrah.
“Gue gak nyangka kalau Rama kayak
gitu. Sabar ya, Nick! Masih banyak cowok lain diluar sana yang lebih mencintai
dan mengagumi elo”
“Okey,
please staying your job. Gue bakalan berusaha nyelesein kerjaan gue secara professional” Nicky menghela nafas.
Dia merasakan sakit hati yang
mendalam, namun masih bisa menyapa dan memberikan senyum pada Rama dan
tunangannya. Gak mudah memang. Ketika dia sudah benar-benar mencintai, lantas
secepat ini dipatahkan hatinya.
“Hai, kak” sapa Nicky masih dengan
senyum menawannya.
“Nicky?” sebentar Rama terheran,
“Ini kamu, dik?”
Hah? Adik? Sekarang aja baru di
depan tunangannya manggil Nicky adik. Dulu pakai sayang-sayangan segala. Dasar playboy gadungan. Tapi sebenarnya, Nicky
gak rela juga sih memberikan cap playboy pada
Rama saking baiknya cowok itu. Rama bukan playboy.
Titik.
“Siapa, kak?” tanya cewek yang
sedari tadi digandeng terus sama Rama.
“Ya ini Nicky yang sering kakak
certain ke kamu. Nicky si cewek tomboy paling manis yang pernah kakak kenal.
Tapi sekarang, Oh God, she is so
beautiful”
Apa katanya, yang sering kakak
certain? Hah! Berarti Nicky selama ini jadi topik pembicaraan biar gaya
tunangan mereka nyambung? Damn!
“Kenalin, gue Nicky” ucap Nicky
terbata.
“Oh ya, nama gue Indri. Nice to meet you. Kamera loe bagus,
nick. Bisa photoin gue sama Kak Rama gak?”
“Oh ya, of course”
Pasha sama Dira yang mengamati Nicky
dari jauh aja udah mencak-mencak pingin ngebunuh Rama atas kelancangannya
melukai sahabat mereka. Terus sekarang cewek tengil tunangannya Rama malah
seenaknya aja nyuruh Nicky photoin mereka berduaan. Gimana gak sakit ati? Wuah,
gak bener nih. Lagian Nicky juga sih pakai acara nyapa Rama segala.
“O ya, Nick. Gue udah titipin surat
undangan di kakak loe, Risma. Gue harap loe dateng. Soalnya loe bakalan jadi
tamu istimewa gue” kata-kata terakhir yang membuat seluruh harapan hilang
musnah sudah.
Air mata Nicky hampir jatuh, namun
masih bisa ditahannya karena dia bahagia liat Rama bahagia dengan cewek
pilihannya. Tapi kenapa semua kesakitan ini terjadi secara tiba-tiba? Baru aja
Nicky ngerasain jatuh cinta, jomblo selama hitungan tahun, dan begitu dia sudah
mampu mencintai seorang laki-laki yang sampai mati gak bakalan bisa dia lupain,
eh malah penderitaan yang dia dapat. Kabar pertunangan Rama atau sesuai
keterangannya yang dia bilang udah putus, sekarang malah enggak, bahkan udah
nyebarin undangan pernikahan? Owh shit!
It’s a bad true story about love. Bloody pink colour.
***
Mood
Nicky sedang ditarik-ulur. Dia dari tadi sudah siap melangkah masuk kedalam
halaman rumah Rama, tapi berat sekali rasanya. Padahal dandanannya udah cantik,
anggun, dan Pasha juga udah nyiapin sekotak tissue
buat ngusap air matanya Nicky ntar.
“Ayok dong, Nick. Dari tadi Kak
Risma udah SMS gue nanyain elo terus nih”
“Mana Nicky yang selalu tegar
ngadepin semua masalah?”
“Gak sanggup gue, sya”
“Makanya dicoba dulu! Gue yakin elo
bisa kok lewatin semuanya”
Kali ini Pasha dan Dira berhasil
meyakinkan Nicky. Mereka masuk kedalam pesta. Tapi Nicky ngerasa ada yang aneh
disini. Kayaknya acaranya bukan pesta pernikahan deh. Secara gak ada pelaminan
atau catering apa kek gitu. Malah
yang di depan mata terpampang berbagai minuman dan kue ulang-tahun. Pasti ini
acara pertunangan ulang antara Rama dengan Indri, secara mereka kan sempat
putus. Tapi, batang hidungnya si Indri malah gak keliatan. Wah, makin bingung
jadinya.
“Akhirnya tamu spesialnya dateng
juga,” Risma menarik cepat tangan Nicky, menjajarkannya dengan Rama dan mereka
terlihat cocok menjadi sepasang kekasih.
“Selamat ya, Kak, atas acara
pertunangannya”
“Hah, acara pertunangan siapa?”
“Pertunangan kakak sama Indri kan?”
“Hei, kamu mimpi? Ini pesta
ulang-tahun kakak, Nicky. Lagipula Indri itu saudara sepupu kakak dari Paris.
Dia udah berangkat kemarin karena kuliahnya gak bisa ditinggal”
Pipi Nicky asli merah merona. Ya
ampun, tahu gitu ngapain mesti sedih-sedihan. Salah info, dan Nicky baru tahu
kalau dia ternyata tamu spesial dalam pesta ini.
Nicky mendelik ke arah Pasha dan
Dira, sementara yang didelik langsung nyengir saking puasnya mereka ngerjain Nicky.
Hah, ternyata mereka bersekongkol.
“Nicky, mau dansa sama kakak?” Rama
tersenyum indah.
Oh ya ampun, Nicky terpesona. Diliat
dari sisi mana aja, pujaan hatinya itu tetap terlihat tampan. Tentu saja kepala
Nicky jadi dibuat mengangguk menyetujui ajakan Rama.
Ok, ceritanya happy ending. Satu cinta Nicky kini telah teryakini jadi miliknya
tanpa iming-iming jangan-jangan tentang Rama. So far ternyata Rama juga suka sama Nicky, hanya saja dia takut
Nicky mengulangi hal yang sama dengan mantannya yang terdahulu. Gak mungkin.
Karena Nicky yakin, Nicky mampu menerima Rama apa adanya dia walaupun kesibukan menghalangi. Asal rajin
ngatur schedule aja…
Komentar
Posting Komentar